Setangguh dan sehebat apapun seorang pria, pada akhirnya bertekuk lutut pula di hadapan seorang wanita.
Pada jaman Yunani Kuno tersebutlah sebuah nama, Paris, pangeran Troya, adik dari Hector, yang tunduk kepada wajah cantik Helen, istri Menelaus, Raja dari Sparta. Paris membawa lari Helen pulang ke Troya, memicu terjadinya perang yang berlangsung sepuluh tahun lebih. Disusul dengan kejatuhan Troya, dan gugurnya pahlawan-pahlawan hebat seperti Achilles, yang namanya abadi dalam puisi-puisi karya sastra epik Yunani.
Kisah lengkap mengenai Perang Troya bisa anda baca di : https://en.wikipedia.org/wiki/Trojan_War
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kekalahan Troya.
Faktor pertama adalah kesombongan. Selama berabad-abad, belum pernah tembok Troya berhasil dirobohkan oleh siapapun. Belum lagi Troya memiliki jenderal perang sehebat Hector, sehingga Paris, merasa bisa seenaknya membawa lari istri orang tanpa takut dan perasaan bersalah.
Faktor kedua adalah kelengahan. Kekalahan Troya disebabkan strategi perang Yunani yang kita kenal dengan The Trojan Horse, atau strategi kuda Troya. Nama Trojan Horse mengilhami penamaan jenis virus trojan.
Berikut cerita singkat mengenai strategi kuda troya. Setelah sepuluh tahun berperang kedua pihak mengalami kerugian yang luar biasa. Pahlawan-pahlawan hebat berguguran baik dari troya maupun Yunani. Dari Troya, Jenderal Hector tewas di tangan Ksatria Achilles. Achilles pun akhirnya meregang nyawa dalam pertempuran hebat melawan Penthesilea, ratu dari Amazon yang memiliki kemampuan gaib.
Pihak Yunani kemudian bersiasat untuk berpura-pura kalah dan kembali ke Sparta dan Mycea. Kekalahan itu diwujudkan dengan simbol membuat patung kuda raksasa, yang ditinggalkan di luar tembok kota Troya.
Pihak Troya bersuka cita dengan kemenangan ini dan membawa masuk patung kuda tersebut kedalam kota Troya, lalu mengadakan pesta merayakan selesainya perang dengan kemenangan di pihak mereka.
Namun ternyata di dalam patung kuda tersebut bersembunyilah ksatria-ksatria terbaik yang dipimpin oleh Odysseus, yang akhirnya menyerang Troya dari dalam kota dan merebut gerbang tembok Troya yang perkasa.
Serangan ini mengakibatkan gugurnya Raja Priam, dan ratanya kota Troya setelah dibakar habis hingga menjadi puing dan abu.
Sebuah puisi menggambarkan tentang tragedi ini :
Blood ran in torrents, drenched was all the earth,
As Trojans and their alien helpers died.
Here were men lying quelled by bitter death
All up and down the city in their blood
Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa kita tidak boleh lelap dalam kesombongan, bahwa kita perlu terus-menerus memperbaiki diri, dan jeli dalam melihat perkembangan dunia di sekitar kita.
Daftar Pustaka :
- Burgess, Jonathan S. 2004. The Tradition of the Trojan War in Homer and the Epic Cycle (Johns Hopkins). ISBN 0-8018-7890-X.
- Castleden, Rodney. The Attack on Troy. Barnsley, South Yorkshire, UK: Pen and Sword Books, 2006 (hardcover, ISBN 1-84415-175-1).
- Davies, Malcolm (2000). “Euripides Telephus Fr. 149 (Austin) and the Folk-Tale Origins of the Teuthranian Expedition” (PDF). Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik 133: 7–10.
Nonton troya ga pernah bosen. salah satu film kolosal yang asyik ditonton. Kisah Troya sering terbayang bahwa ini kisah beneran. Luar biasa pengarangnya.