Fight Club

Sebuah kutipan dari film Fight Club. Aktor : Edward Norton

Ah. Tyler Durden. Fight Club, filmnya orang-orang tua seperti saya. Anda tidak bisa menemukan genre-genre film seperti ini sekarang.

Manusia sekarang hanya peduli terhadap apa yang akan membantu menumpuk lemak, bling-bling, lipstick, glamor, penampilan, so called eksistensi, tapi palsu.

Orang berlomba-lomba bermanis-manis bibir tapi saling menusuk. Kenyataannya orang-orang hanya berlomba untuk saling memangsa.

Homo homini lupus

Koran, televisi, majalah, internet, semuanya menyebarkan dusta. Cekrek, cekrek, palsu, polesan, memanis-maniskan keterpaksaan, senyum artifisial yang tidak lebih dari adonan aci murahan.

Saya tidak akan membahas filmnya karena :

First rule of the fight club … is do not talk about the fight club

Oh ya lupa …

If this is your first night, you have to fight

The First Blood

Trautman: Look John, we can’t have you running around out there killing friendly civilians.

Rambo: There are no friendly civilians!

Film-film Hollywood yang dibuat pada era 1980an memiliki karakter dan pesan sosial yang berbeda dengan film-film yang dibuat pada tahun-tahun belakangan ini.

Demikian juga dengan Rambo : The First Blood. Ah film jadul. Saya orang jadul jadi sukanya film jadul. Saya gaptek dan bisa dibilang sebagai orang paling gaptek, paling jadul, paling tidak mengerti teknologi di seluruh dunia, apalagi dibandingkan dengan anak-anak kampus jaman sekarang ini.

Ah, kembali ke Rambo. Rambo adalah seorang veteran Perang Vietnam. Perang Vietnam adalah bukti perang ideologi antara kapitalisme dengan komunisme.

Tapi bukan itu cerita yang ingin digambarkan oleh Rambo : The First Blood. The First Blood ingin menceritakan tentang kehidupan para veteran perang, para pahlawan, yang setelah pulang, malah menjadi musuh masyarakat.

Masyarakat Amerika Serikat yang judgmental, yang memberikan penghakiman terhadap para veteran, memberikan julukan-julukan dan perlakuan yang tidak menyenangkan, pengusiran, dan tindakan hukum yang represif.

Kondisi sosio-kultur masyarakat Amerika saat itu digambarkan dengan epic, untuk tidak salah mengartikan bisa saya anggap salah satu film terbaik di masa muda saya. Pesan-pesan sosial yang sekarang hilang dari kebudayaan pop maupun kontemporer. Pesan-pesan yang tergantikan dengan pesan-pesan dalam kemasan kapitalis, yang mengabaikan isi, dan hanya memperindah sampul.