Hermeneutika

Disclaimer : Penulis tidaklah memiliki pendidikan formal di bidang keagamaan, dan Bahasa Arab. Bila terdapat kesalahan penulisan dan penafsiran, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sebagai anak IPA, saya memiliki kekurangan di dalam hal mengarang cerita. Bagi saya bukti empiris jauh lebih meyakinkan daripada seribu macam analisis, teori konspirasi, apalagi cerita penuh rekayasa dan tipu daya.

Suatu ketika abah H. Muhlas Hasyim MA (Kepala Madrasah Aliyah Al Hikmah 2 Benda), di dalam kajian Tafsir Al-Jalalain, yang dibacakan setiap pagi di Masjid An-Nur, Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda, Brebes, pernah membahas sedikit mengenai Hermeneutika, sebuah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang interpretasi atau penafsiran makna.

Tafsir Al-Jalalain sendiri merupakan salah satu wujud dari ilmu Hermeneutika ini. Sebagai anak IPA, saya terbiasa dengan metode pencarian kebenaran lewat pengamatan dan pengukuran. Maka tak ayal lagi Hermeneutika merupakan sebuah subyek yang cukup berat untuk saya. Beruntung bahwa keberadaan saya di Pondok Pesantren ini cukup meringankan beban tersebut.

Istilah Hermeneutika sendiri dikenal pertama kali dalam tulisan Peri Hermeneias, sebuah karya Aristoteles, yang membahas mengenai dasar-dasar logika. Di dalam filsafat Islam, ulama kalam menggunakan istilah takwil, sebagai kata ganti Hermeneutika, terutama untuk membantu dalam penafsiran ayat-ayat Mutasyabbihat.

Sebagai anak IPA, saya faham dengan jelas bahwa sebuah teori dan hukum matematika pun tidaklah kekal, akan selalu diperbarui dan dimutakhirkan sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan manusia. Saya heran dengan sebagian manusia yang lebih suka menganggap opini dari “small circle” nya sebagai “fakta” yang tidak terbantahkan, sementara catatan dan pengamatan pihak lain dianggap sebagai bentuk penyangkalan, permusuhan, verbal bully, dan usaha eliminasi terhadap keberadaan dari kelompok mereka.

Demikianlah sekelumit pembahasan saya mengenai Hermeneutika, lebih lengkapnya silahkan dibaca di sini.

Untuk mendengarkan pembahasan tafsir Al-Jalalain dari Masjid An-Nur, Pondok Pesantren Al Hikmah 2, anda bisa install aplikasi tune in, atau mendengar secara streaming online di sini setiap pagi jam 06.00 WIB.

 

Membuat Form Online Dengan Google Form

Catatan :

Ini adalah sebuah posting on progress, artinya belum selesai proses penulisannya.

Tahun ini rencananya Malhikdua School akan mencoba sistem Penerimaan Siswa Baru secara On Line. Saya selaku tim teknis pelaksanaan PSB tersebut telah membuat beberapa persiapan-persiapan. Salah satu contohnya adalah dengan membuat sebuah form online.

Untuk percobaan awal ini saya memutuskan untuk memakai Google Form, alasannya adalah kemudahan penerapan dan kehandalan server milik Google.

Saya sadar sepenuhnya bahwa proses ini masih panjang dan membutuhkan waktu yang lama. Namun saya optimis bahwa semua yang sudah direncanakan bisa terlaksana dengan baik.

Sebelumnya sempat ingin membagi Form ini kedalam empat Form berbeda, namun akhirnya kembali menjadi satu form saja.

Proses penerimaan siswa/siswi baru di Malhikdua School memang bisa dikategorikan unik, karena memang saya belum pernah terlibat dalam proses yang sama dengan seperti yang dijalankan di madrasah ini.

Anyway, ada beberapa obstacles yang harus dicarikan solusi dalam pembuatan form online PSB Malhikdua School.

  1. Tes masuk Malhikdua School langsung dibagi menjadi 4 kategori, ini artinya sistem PSB Onlinenya harus mampu membuat klasifikasi yang pas dengan kebutuhan madrasah.
  2. Dengan jumlah pendaftar yang besar, maka integrasi data pendaftar Online dan pendaftar yang datang langsung ke madrasah, menjadi sebuah tantangan tersendiri. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kerancuan nomer peserta tes, pembagian ruang tes, dst.